15 Jan 2013

Mahasiswa Majalengka Demo Tolak Kenaikan BBM

MAJALENGKA,- Sebanyak 30 mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ((GMNI) Majalengka menerobos masuk ke pelataran kantor Bupati Majalengka yang berusaha meminta bertemu Bupati atau perwakilannya terkait penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Kamis (22/3).
Sebelum masuk ke pelataran kantor Bupati mereka meminta agar petugas keamanan baik dari pihak kepolisian, satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) maupun keamanan dalam (Kamdal) yang menjaga agar segera membuka pintu namun permintaan mahasiswa tidak digubris, akhirnya demonstran pun menerobos masuk.
Para mahasiswa baru bisa dihadang puluhan petugas gabungan Satpol PP setelah hanya berjarak sekitar 50 meter dari pendopo. Satu mahasiswa berhasil diamankan petugas, melihat rekannya diamankan mahasiswa lainnya ikut berhamburan membantu membebaskan.
"Kami panas-panasan kesini bukan untuk anarkis tapi aksi damai dan bertemu bupati untuk bersama-sama kami menolak kenaikan harga BBM,” kata koordinator aksi, Andika.
Menurut Andika, untuk bahan ervaluasi pihak keamanan kedepan agar tidak menutup pintu gerbang setiap kali ada aksi unjuk rasa dari elemen mahasiswa maupun lainya.
Unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM di Kabupaten Majalengka digelar dua elemen mahasiswa yakni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)Majalengka di dua tempat berbeda.
Saat puluhan mahasiswa dari GMNI menggelar orasi di Gedung DPRD Majalengka dan melakukan dialog dengan Ketua DPRD Majalengka, Surahman, massa puluhan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar orasi di depan Pendopo Majalengka, namun aksi PMII tidak ada satupun yang menanggapi.
Merasa tidak ada yang menanggapi, akhirnya puluhan massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Majalengka melanjutkan aksinya ke gedung DPRD Majalengka. Di DPRD mereka ditemui Wakil Ketua DPRD Majalengka dari PKB M. Nasir dan Jack Zakaria Iskandar, kedua pimpinan dewan ini menandatangani penolakan kenaikan harga BBM yang disodorkan mahasiswa.
Ketua PMII Majalengka Nurul Husna mengatakan, fakta bahwa pemerintah tidak pro rakyat saat ini adalah dengan banyaknya sumber daya alam yang dikuasi investor asing, bahkan lebih para lagi dengan rencana kenaikan harga BBM membuktikan pengkhianatan pemerintah terhadap rakyat.
“Untuk itu, kami elemen mahasiswa mendesak agar pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM, jika tidak maka SBY-Boedino harus turun dari jabatannya karena telah mengkhianati rakyat,” kata Nurul Husna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar